Slider

Diberdayakan oleh Blogger.
Latest Post

Cinta Hakiki

Written By kang wandy on Jumat, 27 Desember 2013 | 01.42








Ilustrasi. (ummunashrullah.blogspot.com)

dakwatuna.com - Sepertinya tulisan ini adalah adaptasi dari catatan 2 tahun silam. Ketika kami melingkar bersama Ibu Sunarsih, 25 Juni. Materi pertama yang tertulis pada lembaran depan atau mungkin ini pembuka saat saya baru bergabung; Ghayyatu Tarbiyah.

Tarbiyah merupakan pendidikan. Tarbiyah bukan jalan satu-satunya menuju Allah. Tarbiyah juga bukan segalanya. Akan tetapi segalanya bisa diraih dari tarbiyah. Banyak hal yang akhirnya terpengaruh sebab tarbiyah. Di antaranya adalah fikrah, cara pandang terhadap sesuatu, pola pikir, manajemen diri bahkan manajemen kehidupan.

Ruhiyah yang baik, pasti dijaga oleh pemiliknya.

Ruh ini ibarat ponsel yang sewaktu-waktu baterainya lemah. Pemilik ponsel otomatis men-charge alat komunikasinya itu. Begitu juga ruh. Jangka waktu men-charge-nya adalah satu pekan sekali. Betul memang ketika satu kali absen dan tak diganti dengan kegiatan yang efeknya sama, ada guncangan di dalam diri. Ruh ini seperti alat komunikasi kita dengan Allah. Khusyuk ketika shalat atau tidak, itu bagian dari ruh yang dibina. Pertemuan dengan satu lingkar teman-teman ngaji amat berpengaruh. Memotivasi untuk tilawah dan hafalan, ibadah sunnah lainnya juga. Di sana kita berlomba dalam kebaikan yang hasilnya itu kembali pada kita masing-masing.

Mengapa Tarbiyah?

Semua tahu kedudukan tabligh?

Kedudukan tabligh secara syi’ar seperti ceramah. Ia tak berfungsi membentuk karakter.

Bagaimana dengan ta’lim?

Kedudukan ta’lim yang biasa kita lihat adalah pengajian ibu-ibu komplek atau kelompok masjid. Tak ada ikatan batiniah.

Dan tarbiyah…

Kedudukan tarbiyah ini benar-benar berkesan. Sebab ia menghimpun untuk membentuk karakter seorang keturunan anak cucu Adam. Di mana kita dipantau oleh guru ngaji–ya shalatnya, tilawahnya, ibadah sunnahnya dan hafalan Qur’an. Seorang murabbiyah bertanggung jawab atas anak didiknya. Oleh sebab itu, tarbiyah adalah keluarga. Ia mendekatkan orang asing, memperkenalkan–kemudian mengeluargakan dalam dekap ukhuwah islamiyah.

Untuk apa tarbiyah itu sebenarnya?

Pertama, guna membentuk pribadi Islami. Kupas habis tentang aurat, ruhiyah, keluarga. Peran murabbiyah sebagai wasilah.

Kedua, guna membentuk atau menjadikan keluarga islami.

Yang Allah jaga bukan umatnya, tapi agama-Nya…

Jadi benar jika barangsiapa menolong agama Allah, maka Allah akan meneguhkan kedudukannya.

Kita melihat dunia pada masyarakat, sangat nyata. Tarbiyah memiliki cara pandang ke depan atau visioner. Sebagai tugas abadi, menyebarluaskan Islam yang sudah tentu sebagai solusi. Di sini ada peran mujahid. Dialah hamba Allah yang paling baik. Sebab dia memperbaiki dirinya dan memperbaiki orang lain. Tempat surganya berbeda. Siapakah kira-kira sosok mujahid itu?

Ketiga, membentuk masyarakat yang islami. Tentu mengislamkan orang Islam jauh lebih penting. Memberikan pemahaman tentang apa saja yang berkaitan dengan Islam. Setelah terbina dan membina, insya Allah akan ada pernikahan yang mana setelah menikah itu dua sejoli yang bersatu karena Allah akan hidup dengan masyarakat. Peran pun berganti. Sesungguhnya hanya berperan dengan dasar ini;

Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya…

Dan Mis Asih, begitu kami akrab menyapanya, beliau juga menyampaikan agar kami tak bosan untuk melakukan tarbiyah sepanjang hidup. Ibuku bilang; tarbiyah madal hayyah. Selanjutnya, shalih itu tak bisa sendiri. Kita butuh orang shalih yang lain untuk membimbing kita menjadi shalih. Kita harus bersama-sama, amal jama’i. Harus berbaur juga dengan siapa saja dengan syarat tidak melebur.

Pertemuan sepekan sekali itu sebuah kewajiban yang tak bisa ditinggalkan. Siapapun bisa menanamkan itu di hatinya. Kalau pun berhalangan, ada 3 alasan yang biasanya di Palestina dan negara muslim lainnya dipakai. Yaitu meninggal, sakit dan tersasar. Bukan agenda lain. Sebab halaqah adalah kebutuhan. Namun kita hidup di Indonesia. Maka kita harus memahami kekurangan orang lain, sisi buruk baiknya dan tetap ingat bahwa tarbiyah itu penting.

Semoga manfaat.



Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/12/26/43853/kembali-mengingat-ghayyatu-tarbiyah/#ixzz2ofOPvRwM
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Menuai Cinta








Ilustrasi. (ummunashrullah.blogspot.com)

dakwatuna.com - Sepertinya tulisan ini adalah adaptasi dari catatan 2 tahun silam. Ketika kami melingkar bersama Ibu Sunarsih, 25 Juni. Materi pertama yang tertulis pada lembaran depan atau mungkin ini pembuka saat saya baru bergabung; Ghayyatu Tarbiyah.

Tarbiyah merupakan pendidikan. Tarbiyah bukan jalan satu-satunya menuju Allah. Tarbiyah juga bukan segalanya. Akan tetapi segalanya bisa diraih dari tarbiyah. Banyak hal yang akhirnya terpengaruh sebab tarbiyah. Di antaranya adalah fikrah, cara pandang terhadap sesuatu, pola pikir, manajemen diri bahkan manajemen kehidupan.

Ruhiyah yang baik, pasti dijaga oleh pemiliknya.

Ruh ini ibarat ponsel yang sewaktu-waktu baterainya lemah. Pemilik ponsel otomatis men-charge alat komunikasinya itu. Begitu juga ruh. Jangka waktu men-charge-nya adalah satu pekan sekali. Betul memang ketika satu kali absen dan tak diganti dengan kegiatan yang efeknya sama, ada guncangan di dalam diri. Ruh ini seperti alat komunikasi kita dengan Allah. Khusyuk ketika shalat atau tidak, itu bagian dari ruh yang dibina. Pertemuan dengan satu lingkar teman-teman ngaji amat berpengaruh. Memotivasi untuk tilawah dan hafalan, ibadah sunnah lainnya juga. Di sana kita berlomba dalam kebaikan yang hasilnya itu kembali pada kita masing-masing.

Mengapa Tarbiyah?

Semua tahu kedudukan tabligh?

Kedudukan tabligh secara syi’ar seperti ceramah. Ia tak berfungsi membentuk karakter.

Bagaimana dengan ta’lim?

Kedudukan ta’lim yang biasa kita lihat adalah pengajian ibu-ibu komplek atau kelompok masjid. Tak ada ikatan batiniah.

Dan tarbiyah…

Kedudukan tarbiyah ini benar-benar berkesan. Sebab ia menghimpun untuk membentuk karakter seorang keturunan anak cucu Adam. Di mana kita dipantau oleh guru ngaji–ya shalatnya, tilawahnya, ibadah sunnahnya dan hafalan Qur’an. Seorang murabbiyah bertanggung jawab atas anak didiknya. Oleh sebab itu, tarbiyah adalah keluarga. Ia mendekatkan orang asing, memperkenalkan–kemudian mengeluargakan dalam dekap ukhuwah islamiyah.

Untuk apa tarbiyah itu sebenarnya?

Pertama, guna membentuk pribadi Islami. Kupas habis tentang aurat, ruhiyah, keluarga. Peran murabbiyah sebagai wasilah.

Kedua, guna membentuk atau menjadikan keluarga islami.

Yang Allah jaga bukan umatnya, tapi agama-Nya…

Jadi benar jika barangsiapa menolong agama Allah, maka Allah akan meneguhkan kedudukannya.

Kita melihat dunia pada masyarakat, sangat nyata. Tarbiyah memiliki cara pandang ke depan atau visioner. Sebagai tugas abadi, menyebarluaskan Islam yang sudah tentu sebagai solusi. Di sini ada peran mujahid. Dialah hamba Allah yang paling baik. Sebab dia memperbaiki dirinya dan memperbaiki orang lain. Tempat surganya berbeda. Siapakah kira-kira sosok mujahid itu?

Ketiga, membentuk masyarakat yang islami. Tentu mengislamkan orang Islam jauh lebih penting. Memberikan pemahaman tentang apa saja yang berkaitan dengan Islam. Setelah terbina dan membina, insya Allah akan ada pernikahan yang mana setelah menikah itu dua sejoli yang bersatu karena Allah akan hidup dengan masyarakat. Peran pun berganti. Sesungguhnya hanya berperan dengan dasar ini;

Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya…

Dan Mis Asih, begitu kami akrab menyapanya, beliau juga menyampaikan agar kami tak bosan untuk melakukan tarbiyah sepanjang hidup. Ibuku bilang; tarbiyah madal hayyah. Selanjutnya, shalih itu tak bisa sendiri. Kita butuh orang shalih yang lain untuk membimbing kita menjadi shalih. Kita harus bersama-sama, amal jama’i. Harus berbaur juga dengan siapa saja dengan syarat tidak melebur.

Pertemuan sepekan sekali itu sebuah kewajiban yang tak bisa ditinggalkan. Siapapun bisa menanamkan itu di hatinya. Kalau pun berhalangan, ada 3 alasan yang biasanya di Palestina dan negara muslim lainnya dipakai. Yaitu meninggal, sakit dan tersasar. Bukan agenda lain. Sebab halaqah adalah kebutuhan. Namun kita hidup di Indonesia. Maka kita harus memahami kekurangan orang lain, sisi buruk baiknya dan tetap ingat bahwa tarbiyah itu penting.

Semoga manfaat.



Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/12/26/43853/kembali-mengingat-ghayyatu-tarbiyah/#ixzz2ofOPvRwM
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Menuai Barokah








Ilustrasi. (ummunashrullah.blogspot.com)

dakwatuna.com - Sepertinya tulisan ini adalah adaptasi dari catatan 2 tahun silam. Ketika kami melingkar bersama Ibu Sunarsih, 25 Juni. Materi pertama yang tertulis pada lembaran depan atau mungkin ini pembuka saat saya baru bergabung; Ghayyatu Tarbiyah.

Tarbiyah merupakan pendidikan. Tarbiyah bukan jalan satu-satunya menuju Allah. Tarbiyah juga bukan segalanya. Akan tetapi segalanya bisa diraih dari tarbiyah. Banyak hal yang akhirnya terpengaruh sebab tarbiyah. Di antaranya adalah fikrah, cara pandang terhadap sesuatu, pola pikir, manajemen diri bahkan manajemen kehidupan.

Ruhiyah yang baik, pasti dijaga oleh pemiliknya.

Ruh ini ibarat ponsel yang sewaktu-waktu baterainya lemah. Pemilik ponsel otomatis men-charge alat komunikasinya itu. Begitu juga ruh. Jangka waktu men-charge-nya adalah satu pekan sekali. Betul memang ketika satu kali absen dan tak diganti dengan kegiatan yang efeknya sama, ada guncangan di dalam diri. Ruh ini seperti alat komunikasi kita dengan Allah. Khusyuk ketika shalat atau tidak, itu bagian dari ruh yang dibina. Pertemuan dengan satu lingkar teman-teman ngaji amat berpengaruh. Memotivasi untuk tilawah dan hafalan, ibadah sunnah lainnya juga. Di sana kita berlomba dalam kebaikan yang hasilnya itu kembali pada kita masing-masing.

Mengapa Tarbiyah?

Semua tahu kedudukan tabligh?

Kedudukan tabligh secara syi’ar seperti ceramah. Ia tak berfungsi membentuk karakter.

Bagaimana dengan ta’lim?

Kedudukan ta’lim yang biasa kita lihat adalah pengajian ibu-ibu komplek atau kelompok masjid. Tak ada ikatan batiniah.

Dan tarbiyah…

Kedudukan tarbiyah ini benar-benar berkesan. Sebab ia menghimpun untuk membentuk karakter seorang keturunan anak cucu Adam. Di mana kita dipantau oleh guru ngaji–ya shalatnya, tilawahnya, ibadah sunnahnya dan hafalan Qur’an. Seorang murabbiyah bertanggung jawab atas anak didiknya. Oleh sebab itu, tarbiyah adalah keluarga. Ia mendekatkan orang asing, memperkenalkan–kemudian mengeluargakan dalam dekap ukhuwah islamiyah.

Untuk apa tarbiyah itu sebenarnya?

Pertama, guna membentuk pribadi Islami. Kupas habis tentang aurat, ruhiyah, keluarga. Peran murabbiyah sebagai wasilah.

Kedua, guna membentuk atau menjadikan keluarga islami.

Yang Allah jaga bukan umatnya, tapi agama-Nya…

Jadi benar jika barangsiapa menolong agama Allah, maka Allah akan meneguhkan kedudukannya.

Kita melihat dunia pada masyarakat, sangat nyata. Tarbiyah memiliki cara pandang ke depan atau visioner. Sebagai tugas abadi, menyebarluaskan Islam yang sudah tentu sebagai solusi. Di sini ada peran mujahid. Dialah hamba Allah yang paling baik. Sebab dia memperbaiki dirinya dan memperbaiki orang lain. Tempat surganya berbeda. Siapakah kira-kira sosok mujahid itu?

Ketiga, membentuk masyarakat yang islami. Tentu mengislamkan orang Islam jauh lebih penting. Memberikan pemahaman tentang apa saja yang berkaitan dengan Islam. Setelah terbina dan membina, insya Allah akan ada pernikahan yang mana setelah menikah itu dua sejoli yang bersatu karena Allah akan hidup dengan masyarakat. Peran pun berganti. Sesungguhnya hanya berperan dengan dasar ini;

Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya…

Dan Mis Asih, begitu kami akrab menyapanya, beliau juga menyampaikan agar kami tak bosan untuk melakukan tarbiyah sepanjang hidup. Ibuku bilang; tarbiyah madal hayyah. Selanjutnya, shalih itu tak bisa sendiri. Kita butuh orang shalih yang lain untuk membimbing kita menjadi shalih. Kita harus bersama-sama, amal jama’i. Harus berbaur juga dengan siapa saja dengan syarat tidak melebur.

Pertemuan sepekan sekali itu sebuah kewajiban yang tak bisa ditinggalkan. Siapapun bisa menanamkan itu di hatinya. Kalau pun berhalangan, ada 3 alasan yang biasanya di Palestina dan negara muslim lainnya dipakai. Yaitu meninggal, sakit dan tersasar. Bukan agenda lain. Sebab halaqah adalah kebutuhan. Namun kita hidup di Indonesia. Maka kita harus memahami kekurangan orang lain, sisi buruk baiknya dan tetap ingat bahwa tarbiyah itu penting.

Semoga manfaat.



Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/12/26/43853/kembali-mengingat-ghayyatu-tarbiyah/#ixzz2ofOPvRwM
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Kembali Mengingat: Ghayyatu Tarbiyah







dakwatuna.com - Sepertinya tulisan ini adalah adaptasi dari catatan 2 tahun silam. Ketika kami melingkar bersama Ibu Sunarsih, 25 Juni. Materi pertama yang tertulis pada lembaran depan atau mungkin ini pembuka saat saya baru bergabung; Ghayyatu Tarbiyah.

Tarbiyah merupakan pendidikan. Tarbiyah bukan jalan satu-satunya menuju Allah. Tarbiyah juga bukan segalanya. Akan tetapi segalanya bisa diraih dari tarbiyah. Banyak hal yang akhirnya terpengaruh sebab tarbiyah. Di antaranya adalah fikrah, cara pandang terhadap sesuatu, pola pikir, manajemen diri bahkan manajemen kehidupan.

Ruhiyah yang baik, pasti dijaga oleh pemiliknya.

Ruh ini ibarat ponsel yang sewaktu-waktu baterainya lemah. Pemilik ponsel otomatis men-charge alat komunikasinya itu. Begitu juga ruh. Jangka waktu men-charge-nya adalah satu pekan sekali. Betul memang ketika satu kali absen dan tak diganti dengan kegiatan yang efeknya sama, ada guncangan di dalam diri. Ruh ini seperti alat komunikasi kita dengan Allah. Khusyuk ketika shalat atau tidak, itu bagian dari ruh yang dibina. Pertemuan dengan satu lingkar teman-teman ngaji amat berpengaruh. Memotivasi untuk tilawah dan hafalan, ibadah sunnah lainnya juga. Di sana kita berlomba dalam kebaikan yang hasilnya itu kembali pada kita masing-masing.

Mengapa Tarbiyah?

Semua tahu kedudukan tabligh?

Kedudukan tabligh secara syi’ar seperti ceramah. Ia tak berfungsi membentuk karakter.

Bagaimana dengan ta’lim?

Kedudukan ta’lim yang biasa kita lihat adalah pengajian ibu-ibu komplek atau kelompok masjid. Tak ada ikatan batiniah.

Dan tarbiyah…

Kedudukan tarbiyah ini benar-benar berkesan. Sebab ia menghimpun untuk membentuk karakter seorang keturunan anak cucu Adam. Di mana kita dipantau oleh guru ngaji–ya shalatnya, tilawahnya, ibadah sunnahnya dan hafalan Qur’an. Seorang murabbiyah bertanggung jawab atas anak didiknya. Oleh sebab itu, tarbiyah adalah keluarga. Ia mendekatkan orang asing, memperkenalkan–kemudian mengeluargakan dalam dekap ukhuwah islamiyah.

Untuk apa tarbiyah itu sebenarnya?

Pertama, guna membentuk pribadi Islami. Kupas habis tentang aurat, ruhiyah, keluarga. Peran murabbiyah sebagai wasilah.

Kedua, guna membentuk atau menjadikan keluarga islami.

Yang Allah jaga bukan umatnya, tapi agama-Nya…

Jadi benar jika barangsiapa menolong agama Allah, maka Allah akan meneguhkan kedudukannya.

Kita melihat dunia pada masyarakat, sangat nyata. Tarbiyah memiliki cara pandang ke depan atau visioner. Sebagai tugas abadi, menyebarluaskan Islam yang sudah tentu sebagai solusi. Di sini ada peran mujahid. Dialah hamba Allah yang paling baik. Sebab dia memperbaiki dirinya dan memperbaiki orang lain. Tempat surganya berbeda. Siapakah kira-kira sosok mujahid itu?

Ketiga, membentuk masyarakat yang islami. Tentu mengislamkan orang Islam jauh lebih penting. Memberikan pemahaman tentang apa saja yang berkaitan dengan Islam. Setelah terbina dan membina, insya Allah akan ada pernikahan yang mana setelah menikah itu dua sejoli yang bersatu karena Allah akan hidup dengan masyarakat. Peran pun berganti. Sesungguhnya hanya berperan dengan dasar ini;

Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya…

Dan Mis Asih, begitu kami akrab menyapanya, beliau juga menyampaikan agar kami tak bosan untuk melakukan tarbiyah sepanjang hidup. Ibuku bilang; tarbiyah madal hayyah. Selanjutnya, shalih itu tak bisa sendiri. Kita butuh orang shalih yang lain untuk membimbing kita menjadi shalih. Kita harus bersama-sama, amal jama’i. Harus berbaur juga dengan siapa saja dengan syarat tidak melebur.

Pertemuan sepekan sekali itu sebuah kewajiban yang tak bisa ditinggalkan. Siapapun bisa menanamkan itu di hatinya. Kalau pun berhalangan, ada 3 alasan yang biasanya di Palestina dan negara muslim lainnya dipakai. Yaitu meninggal, sakit dan tersasar. Bukan agenda lain. Sebab halaqah adalah kebutuhan. Namun kita hidup di Indonesia. Maka kita harus memahami kekurangan orang lain, sisi buruk baiknya dan tetap ingat bahwa tarbiyah itu penting.

Semoga manfaat.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/12/26/43853/kembali-mengingat-ghayyatu-tarbiyah/#ixzz2ofOPvRwM
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Bagaimana Agar Template Anda SEO Friendly?


maskolis SEO
Selamat siang  temen-temen blogger semua, bagaimana kabar anda? Semoga baik-baik aja, kali ini saya akan berbagi lagi dengan anda semua. Topik yang saya bahas adalah bagaimana  agar template yang kita pakai SEO friendly. Terkadang kita memilih template dari penyedia situs template gratisan di internet hanya sekedar memenuhi selera keindahan, tapi kita lupa apakah template yang kita pakai sudah SEO friendly atau belum. Pada tutorial kali akan dibahas cara memanipulasi template blogger agar SEO friendly, khususnya dengan memberi tag h1 untuk judul postingan. Namun, jika Anda melakukannya secara sembarangan bisa jadi malah justru terjadi multiple tag h1 pada halaman Anda.

Seperti kita ketahui semua, banyak template blog yang bagus secara design diluar sana, kebanyakan dari template tersebut mementingkan masalah design. Kita yang akan memakainya perlu sedikit memodifikasi agar optimal. Baiklah, langsung saja saya akan berikan kepada temen-temen semua langkah-langkah dalam mengoptimalkan template yang kita pakai agar lebih SEO friendly 
  1. Pertama yang mesti anda lakukan tentu login dulu di Blogger 
  2. Kemudian klik Rancangan >> edit HTML
  3. Jangan lupa Centang Expand Template Widget
  4. Klik Download template lengkap untuk jaga-jaga.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. wandi coba - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger